PENGGUNAAN NAMA ALLAH YANG DITERJEMAHKAN
Dalam KJV: YHWH terdapat 6519 kali yang diterjemahkan menjadi LORD = 6510 kali,GOD = 4 kali, JEHOVAH = 4 kali,
Namun gantinya menyebut YHWH maka Bangsa Israel akan sebutkan Adonay (setiap kali menemukan kata YHWH). Adonay = Lord = Pencipta, Pemilik, Penguasa.
Tidak seorangpun tahu bagaimana harus melafalkan YHWH. Nama YHWH dianggap menjadi hak patent Bangsa Israel pada masa itu, karena nama itu hannya menunjuk Dia, yang disembah oleh Bangsa Israel. YHWH dianggap sebagai nama jati diri atau nama seseorang
Fakta1: Nama yang Allah perkenalkan pada bangsa Israel bukanlah bahasa surga, tapi nama yang berlaku pada waktu itu.
Arti El= Besar, Kuat, kuasa., Theos = God = Allah
“El” adalah sebuah kata umum bagi bangsa Semit yang digunakan menyebut pribadi Dia Yang Mahatinggi. “El” ini sesungguhnya merupakan nama ilah dari suku bangsa kanaan (penganut kepercayaan banyak ilah, tetapi mereka percaya bahwa El adalah Ilah tertinggi Pencipta langit dan bumi)
Menggunakan Nama Illah bangsa Semit ini, Allah memperkenalkan diri pada Abraham Isak Yakub sebagai El. El-Shadday. Jadi “El” kemudian menjadi nama Ilahi pertama yangdikenal nenek moyang Israel: “Aku lah El-Shadday, Hiduplah dihadapanku dengantidak bercela (kej. 17:1).
El-Elyo,Allah yang maha tinggi, Pencipta langit dan bumi)
Nah, bangsa Israel baru keluar dari perbudakan, dan kehilangan jati diri akan Allah ini, maka El-Shadday memperkenalkan diri-Nya pada Musa sebagai YHWH, (Kel6:2-3). Untuk lebih meyakinkan kedekatan hubungan nya dengan Ilahi orng israel selalu menyelipkan El pada nama-nama mereka. Bandingkan dgn Isma-el, Isra-el,M-el-kisedek,El-lisha
Nama Allah yang kita pakai saat ini adalah nama yang menjadi “tren” bahasa Indonesia untuk menyebut Dia Yang Maha Tinggi, bukan karena itu dari bahasa Arab, jadi tidak salah jika kita pakai nama “Allah”.
Fakta2: Para penerjemah Alkitab Ibrani ke Yunani itu oleh para Sarjana Yahudi.
Pada abad ke II S.M. sekitar 70 (LXX) sarjana Yahudi ditugasi oleh Otoritas Yahudi (Sejenis Majelis Ulama) untuk menyalin Alkitab PL dari bahasa Aslinya (Ibrani/Aram) kedalam bahasa Yunani. Nama Alkitab terjemahan itu adalah Septuaginta (LXX)
Dalam kitab terjemahan ini Nama-nama Allah (Ilahi) juga turut berubah Ini menandakan bahwa Nama YHWH itu bukanlah nama Jati diri atau nama Zat Keilahian, melainkan Sebutan Gelar atau Sifat.
Nama-nama Ilahi pada Kitab Perjanjian Baru (Theos=EL, Elohim, EL-Shadday, Eloah, Elyon=God=Tuhan), muncul sebanyak 3984 X dalam buku Septuaginta, dan 1318 X dalam kitab PB. Theos terjemahan dari El, Eloah,Elohim. Sedangkan Theos adalah bahasa umum untuk menunjuk dewa dewi Yunani, dan setiap dewa mempunyai nama jati diri sendiri. Seperti Zeus yang adalah nama dewa tertinggi(dewa segala dewa Yunani). Sedangkaan nama YHWH=Adonai juga di terjemahkan sebagai“Kyrios”=Tuhan. Para penerjemah ini adalah para sarjana Yahudi yang ahli bahasa Ibrani, mungkinkah mereka tidak tahu kalau nama YHWH tidak bolehdi terjemahkan? Mustahil bukan?
Kenapa para penerjemah tidak menggunakan Zeus dibanding Theos? Ada 3 alasan
Pertama
1. Zeus adalah dewa yang populer pada abad ke 2 S.M. semua dewa takluk di bawahnya.
2. Zeus ternyata bukan dewa tertinggi karena ia adalah anak dari dewa Kronos dan dewi Rhea. Dan Zeus memperanakkan banyak dewa dewi lainnya …. Hercules
3. Makatak mungkin di sejajarkan dengan El, Eloah, Elohim yang tidak beranak dan diperanakkan
Kedua
1. Para Filusuf yunani seperti Xenophanes, Plato, Aristoteles, menertawakan dan tidak mau percaya pada dewa-dewa.
2. Tetapi mereka percaya akan eksistensi “Yang Maha tinggi”mereka sebut itu Theos….Hikmat….Logos.
3. Namun mereka tidaK kenal…tetapi mereka menyembahnya
4. Paulus menemukan mezbah pemujaan yang bertuliskan ..agnosto theo (aknosto Theo) = Allah yang tidak dikenal.
Ketiga: Kata Theos adalah sebutan, gelar umumuntuk menyebut pribadi Ilah Yang Maha Tinggi.
Fakta3: Yesus tidak permasalahkan penggunaan Nama Allah yang telah di terjemahkan. Contoh:
Keluaran3:6 “Lagi Ia berfirman: ‘Akulah Allah (Elohim) ayahmu, Allah (Elohim) Abraham, Allah (Elohim) Ishak dan Allah (Elohim) Yakub.’ Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah (Elohim).”
Matius 22:31, 32 “Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: ‘Akulah Allah (Theos) Abraham, Allah (Theos) Ishak dan Allah (Theos) Yakub? Ia bukanlah Allah (Theos) orang mati, melainkan Allah(Theos) orang hidup.’”
Kata“Allah” di sini dalam bahasa Ibrani menggunakan kata: Elohim. 250 tahun sebelumYesus lahir, Alkitab bahasa Ibrani telah di terjemahkan ke dalam bahasaGrika. Namun Yesus tidak protes atau persalahkan bahkan saat Yesus membaca ayat ini di Matius 22:32 itu tidak menggunakan Elohim, tapi Theos.
Fakta4: Perjanjian Baru di tulis dengan bahasa Yunani, murid-murid menyebut kata Allah itu dengan sebutan Theos dan YHWH/Adonai itu dengan Kurios. Apakah mereka Salah? Bahkan Yesus sendiri tidak membantah saat murid-murid tidak menyebut “Yeshua” pada Yesus, melainkan menyebut-Nya “Kurios”.
Yohanes 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan(Kurios), dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan (Kurios).
Bahkan saat Yesus membacakan kitab-kitab Perjanjian Lama di Sinagog-sinagog menggunakan perkamen-perkamen PL yang sudah di terjemahkan ke dalam bahasaYunani, Dia tidak protes atau menyalahkan. Padahal terjemahan gulungan-gulungan kitab itu tidak lagi pakai YHWH,Elohim, melainkan menggunakan “Theos”
Ingat! dalam Markus 15:34, saat Yesus mati di salib? Saat itu Yesus tidak berteriak:“YHWH, YHWH, lama sabaktani?, tapi yang Dia sebutkan adalah: “Eloi, Eloi,Lama Sabaktani?” (Masakkan Yesus tidak tahu kesucian nama YHWH yang harus di masyurkan seperti yang dia katakan sendiri dan justru menggunakan nama Aloi? Masakkan saudara-saudara di forum ini yang lebih pinter dari Yesus?)
Sebagian informasi ini di kutib dari blog: http/www.bibleissue.blogspot.com
SEKILAS
TENTANG PEMUJA YHWH & PENGARUHNYA
Ada
apa dengan Pemuja Yahwe, dan siapakah mereka? Pemuja Yahwe atau lebih tepat
disebut ‘Pemuja Nama Yahweh’ adalah perkembangan baru dalam kekristenan di
Indonesia yang dipengaruhi Yudaisme dan dipopulerkan di Indonesia sejak dua
dasawarsa lalu.
Latar
belakang gerakan ini sudah terjadi jauh seabad sebelumnya. Pada abad-19, ada
gerakan internasional kebangkitan Yahudi (Zionisme) yang kala itu hidup dalam
diaspora khususnya di Asia Utara (Rusia), Eropah dan Amerika. Puncaknya adalah
dibentuknya World Zionist Organization dengan kongres pertama di Basel (1897).
Gerakan ini semula bersifat politik dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di
Palestina (Erets Yisrael), dan dari gerakan ini terdapat beberapa aliran
termasuk yang menekankan Religious Zionism. Umumnya kalangan Yahudi perantauan
sudah hidup secara sekular, namun ada kalangan orthodox yang berpendapat bahwa
zionisme harus dicapai dengan mengembalikan orang Yahudi kepada agama dan
bahasa mereka, yaitu Ibrani.
Misi
Religious Zionism adalah mengajak umat Yahudi sedunia untuk menggali lagi agama
Yahudi dengan Torat mereka dan menghidupkan kembali bahasa Ibrani bukan sekedar
sebagai bahasa tulis tetapi juga sebagai bahasa percakapan yang selama
berabad-abad menjadi bahasa lisan yang mati. Pengaruh Zionisme dengan kekuatan
uang mereka menyebar ke Eropah dan Amerika Serikat. Dalam kelompok orthodox
Yahudi itu ada juga sekte yang lebih jauh ingin mengembalikan ‘Nama Yahweh
(YHWH, tetragrammaton)’ sebagai nama diri Tuhan, nama yang selama ini di
kalangan Yahudi tradisional dianggap terlalu suci untuk diucapkan sehingga
disebut dengan nama ‘Adonai’ (Tuhan) atau ‘Ha-Shem’ (Nama Itu) dan di kalangan
Yahudi berbahasa Inggers disebut ‘The Lord’ (LORD). Semangat fundamentalisme
agama Yahudi ini bukan saja terjadi di kalangan orang Yahudi sendiri, namun
dengan mulainya banyak orang berziarah ke Israel, mereka juga mempengaruhi
orang-orang Kristen yang datang ke Palestina dan terutama yang ada di Amerika
Serikat.
PERKEMBANGAN
DI AMERIKA SERIKAT
Abad-19
terjadi kekosongan rohani di Amerika Serikat sehingga banyak aliran baru tumbuh
yang menekankan khususnya nubuatan tentang Akhir Zaman, yaitu Adventis (1844),
Saksi-Saksi Yehuwa (1874), dan kemudian Pentakosta (Church of God, 1886).
Disamping nubuatan Akhir Zaman, Adventisme menekankan hari Sabat dan kesucian
makanan, Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan ajaran Unitarian/Arian, dan COG
menekankan karunia roh. SSY-lah yang pertama terpengaruh nama YHWH
(tetragramammaton) sehingga pada pertemuan mereka di Ohio (1931) mereka secara
resmi menggunakan nama Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehuwa) dan menganggap
nama YHWH itu suci dan bahwa penerjemahan nama itu adalah perbuatan setan.
Dari
kalangan Church of God, ada yang kemudian terpengaruh Adventisme dan menekankan
hari Sabat dan membentuk Church of God, 7thday. Tiga tokoh dibelakang gerakan
yang merintis pemujaan nama Yahweh berasal dari gereja COG, 7thday, yang
kemudian memisahkan diri di tahun 1933 menjadi COG, 7thday, Salem, yaitu Andrew
N. Dugger, Clarence O. Dodd dan Herbert W. Armstrong. Dodd setelah mengklaim
didatangi dua malaekat dan dikeluarkan dari COG, 7thday, mendirikan Assembly of
Yahweh yang menggunakan kembali nama Yahweh, merayakan hari Sabat, dan
menjalankan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dan menerbitkan majalah ‘The
Faith’ (1937) untuk menyebarkan pandangannya itu.
Amstrong
sefaham dengan Dodd dan di ditahbis menjadi pendeta di COG, 7thday, Oregon. Pandangannya
kontroversial karena sama seperti Dodd, yang merayakan hari Sabat, kesucian
makanan, dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi sesuai hukum Musa,
ia menubuatkan bahwa orang-orang Inggeris dan Amerika adalah keturunan dari 10
suku Israel yang terhilang. Ia dikeluarkan dari COG, 7thday, karena ajarannya
yang ekstrim, dan ia kemudian mendirikan Worldwide Church of God (1946) dan
Ambassador College dan menerbitkan majalah Ambassador dan The Plain Truth yang
disebarkan ke seluruh dunia. Pandangannya mengenai keadaan sesudah mati sama
dengan Saksi-Saksi Yehuwa, yaitu bahwa orang mati dalam keadaan tidur rohani
dan pada saat penghakiman akan dibangkitkan atau dimusnahkan. Ia menolak
Trinitas dan beranggapan bahwa roh kudus bukan pribadi hanya kekuatan ilahi
sama dengan pandangan SSY (binitarian).
Pada
umumnya pemuja nama Yahweh menolak Trinitas dan menganut faham unitarian
modalis (sabelianisme, yaitu Yahweh itu Esa dan menyatakan diri [modal] sebagai
bapa dan firman) atau unitarian subordinasionis (arianisme, pandangan SSY bahwa
Yahshua itu ciptaan lebih rendah dari Yahweh). Dan sekalipun kepercayaan mereka
bervariasi, pada umumnya mereka sepakat bahwa nama Yahweh, Elohim dan Yahshua
harus dipulihkan dan tidak menyebut diri sebagai Kristen karena nama itu
dianggap berasal kafir. Pemuja Nama Yahweh mudah terpecah-belah dan cenderung
mendirikan gereja dengan ke khasannya sendiri seperti House of Yahweh yang
menolak pre-eksistensi Yahshua. The Assembly of Yahvah lebih memilih nama
Yahvah dan The Assemblies of Yah memilih nama Yah daripada Yahweh, yang lainnya
memilih ejaan sendiri untuk menyebut nama Yahweh dan Yahshua.
Angelo
B. Triana, murid Dodd, menolak surat-surat Paulus, namun kemudian ia menjiplak
King James Bible dan mengganti nama-nama ‘LORD’ dengan Yahweh, ‘God’ dengan
Elohim, dan ‘Jesus’ dengan Yahshua dan menyebutnya Holy Name Bible (PB-1950 dan
PL&PB-1963) sejalan dengan terbitnya New World Translation dari Jehovah
Witnesses / Saksi-Saksi Yehuwa (PB-1950 dan PL&PB-1961) yang memunculkan
kembali nama YHWH. John Briggs, murid Triana mempopulerkan nama Yahshua dan
kemudian mendirikan Yahveh Beth Israel.
Murid
Triana lainnya, Jacob O Meyer terpecah dari Assembly of Yahweh dan mendirikan
Assemblies of Yahweh (1960), dan gereja ini pecah lagi dan dibawah Donald
Mansager mendirikan Yahweh’s Assembly in Messiah (1980). Adanya skandal seks
beberapa pendeta mendorong Mansager memisahkan diri dan mendirikan Yahweh’s New
Covenant Assembly (1985), dan pecah lagi menjadi Yahweh’s Assembly in Yahshua
(2006) yang percaya bahwa ‘bahasa Ibrani adalah bahasa yang digunakan Yahweh di
surga dan di taman Eden dan digunakan dalam penulisan kitab suci PL dan PB.
Bahasa Ibrani adalah induk semua bahasa di dunia.’ Putranya, Alan Mansager
berbeda pendapat dengan ayahnya dan mendirikan Yahweh’s Restoration Ministry.
Assembly of Yahweh kemudian pecah lagi dan Robert Wirl mendirikan Yahweh’s
Philadelphia Truth Conggregation (2002).
Dari
perkembangan sidang jemaat pemuja nama Yahweh yang bertebaran dimana-mana yang
umumnya tidak berhubungan satu dengan lainnya itu, kita dapat melihat bahwa
mereka mudah sekali terpecah-pecah menjadi berbagai fraksi dan memberi nama
baru sesuai dengan penekanan mereka, namun sekalipun begitu, ada beberapa butir
yang sejalan, yaitu:
(1)
Adanya pengaruh Saksi-Saksi Yehuwa dan sekte Yahudi yang menekankan perlunya
dikembalikannya nama ‘YHWH’ (tetragrammaton) sekalipun ditafsirkan berbeda-beda
(Yahweh/Yahvah/Yah dll.) dan kembali kepada bahasa Ibrani. Ada juga yang
menekankan kembali nama Elohim dan Yahshua;
(2)
Mereka menolak Kitab Suci yang memuat nama-nama Lord, God, dan Jesus dan
menggantinya dengan nama-nama Ibrani Yahweh, Elohim, dan Yahshua. Saat ini ada
belasan versi ‘Kitab Suci’ yang diterbitkan pemuja nama Yahweh’ di Amerika
Serikat;
(3)
Menjalankan hukum Musa dengan konsekwen seperti merayakan Sabat, Kesucian
makanan (halal-haram), dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi,
dengan ibadat seperti agama Yahudi. Perjamuan Kudus dirayakan setahun sekali
pada malam sebelum Pasah Yahudi dan menolak perayaan Natal sama halnya dengan
Saksi-Saksi Yehuwa;
(4)
Menolak Trinitas, ada yang menganggap Yahweh sebagai Unitarian Modalis
(Sabellianisme, Yahweh itu esa dan firmannya menjadi manusia Yahshua) atau
Unitarian Subordinasionis (Arianisme, Yahshua itu lebih rendah dari Yahweh
seperti pandangan SSY), atau berbagai ajaran non-trinitarian lainnya seperti
tidak mempercayai pre-eksistensi Yahshua dll. Namun, sekalipun demikian banyak
yang mensyaratkan agar dibaptis kembali dalam nama Yahshua;
(5)
Tidak merupakan satu organisasi yang solid melainkan merupakan sidang-sidang
jemaat yang independen dengan ke khasannya masing-masing, namun jelas
membedakan diri dengan kekristenan pada umumnya dan lebih bercorak agama Yahudi
dengan semua ritualnya.
Dari
beberapa butir kesimpulan ini menjadi jelas apa yang diyakini oleh Pemuja Nama
Yahweh yang kemudian masuk ke Indonesia sekitar tahun 1990.
PERKEMBANGAN
DI INDONESIA
Pengaruh
sekte ‘Yahwis’ Yahudi yang dialami beberapa orang yang berziarah ke Israel dan
Pemuja Nama Yahweh dari Amerika Serikat, mempengaruhi beberapa kalangan kristen
di Indonesia sejak dua dasawarsa yang lalu. Sekalipun mirip dengan gerakan itu
di mancanegara, di Indonesia ada ciri khas yang ditunjukkan, yaitu semangat
anti Arab/Islam dengan penolakan mereka akan nama’Allah’ yang dianggap nama
berhala, mengingat bahwa tokoh-tokoh awal Pemuja Nama Yahweh di Indonesia
umumnya berasal dari penganut agama Islam. Ini berimbas pada semangat
anti-Kristen karena umat Kristen juga menyembah ‘Allah.’
Di
tahun 1980-an, Hamran Ambrie, tokoh muslim yang masuk Kristen merintis usaha
penginjilan untuk menobatkan umat Islam melalui wadah ‘The Good Way’, kemudian
bersama dengan dr. Suradi yang ditobatkannya pada tahun 1982, mendirikan
Christian Centre Nehemia (1987) dan menerbitkan majalah dengan judul Gema
Nehemia dan brosur dan traktat. Semula mereka masih menggunakan nama Tuhan dan
Allah, namun setelah kematian Hamran Ambrie (1987) dan berziarah ke Israel,
Suradi terpengaruh yudaisme dan menekankan penggunaan bahasa Ibrani khususnya
nama ‘Yahwe, Eloim & Yesua.’ Misi Nehemia ditujukan untuk menginjili umat
Islam dan membina mereka menjadi penginjil untuk menjangkau umat Islam. Dr.
Suradi (yang kemudian berganti nama menjadi Suradi ben Abraham lalu diganti
lagi dengan Eliezer ben Abraham) kemudian dengan nama ‘Iman Taqwa Kepada
Shiraatal Mustaqien’ lalu ‘Bet Yesua Hamasiah’ pada akhir tahun 1990-an
menerbitkan lima seri traktat berjudul ‘Siapakah yang Bernama Allah itu?’
Kelima traktat itu kemudian disatukan, dan lalu terbit traktat ke-6 dan ke-7.
Pada
umumnya dalam traktat itu disebutkan bahwa ‘Allah’ adalah nama dewa Arab (dewa
bulan/pengairan) masa jahiliah, ini didasarkan penafsiran harfiah potongan
kutipan dari beberapa buku, padahal kalau kutipan itu dibaca selengkapnya
pengertiannya berbeda. Karena itu bila umat Kristen menggunakan nama itu
berarti menghujat Yahwe. Puncak dari penerbitan seri traktat itu adalah pada tahun
2000 diterbitkan ‘Kitab Suci Torat dan Injil’ (Kitab Suci 2000). Kitab Suci ini
99,9% merupakan plagiat dari Alkitab (TB) yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia (LAI) dan hanya beberapa nama diganti seperti ‘TUHAN’ dengan YAHWE,
Allah dengan Eloim, Yesus dengan Yesua, dan beberapa nama lain seperti ‘Musa’
dengan Mose, ‘Daud’ dengan Dawid, Yohanes dengan ‘Yokhanan,’ dll.
Sekalipun
dr. Suradi menunjukkan kepedulian sosial dengan mengadakan makanan gratis di
rumahnya, ternyata dalam hal agama, fanatismenya menjadikannya bersikap anti
sosial. Fanatisme akan ‘nama Yahwe’ yang radikal, dilakukan dengan menyerang
secara frontal agama Islam dan juga Kristen. Ia tidak segan menggunakan
ayat-ayat Al-Quran sesuai penafsirannya untuk menyerang Islam. Karena sikapnya
yang mengganggu kerukunan itu, oleh Forum Ulama Umat, Bandung, Suradi bersama
Poernama Winangun dikenai Fatwa Mati (Gatra, 10 Maret 2001). Kenyataan ini
menyebabkan Nehemia tutup dan Suradi menghindar ke mancanegara. Beberapa
pengikut Suradi mengidap fanatisme yang sama bahkan Endang Yesaya sempat masuk
penjara selama empat tahun. Beberapa pengikut lainnya menjalankan militansi
yang sama, bahkan tim UKS yang membelanya menyebut ‘Allah’ itu nama berhala
Iblis, dari kalangan ini juga keluar plesetan LAI sebagai Lembaga Alat Iblis,
karena LAI menerbitkan Alkitab yang menyebut nama ‘Allah.’
Pada
tahun 2002, kelompok sejenis bernama Pengagung Nama Yahweh menerbitkan Kitab
Suci Umat Perjanjian Tuhan, yang sama dengan KS-2000 melakukan plagiat terjemahan
LAI dan hanya mengganti nama ‘TUHAN’ dengan YAHWEH, dan ‘Allah’ dengan Tuhan.
Sekalipun mengaku bahwa usahanya dihasilkan oleh gerakan Roh Kudus, namun dari
buahnya diragukan apakah itu Roh Kudus yang diberitakan Alkitab, soalnya mereka
melakukan plagiat Alkitab (TB) terjemahan LAI tanpa izin dan mengikuti
terjemahan nama Yahweh sesuai The Word of Yahweh yang diterbitkan oleh The
Assembly of Yahweh, gerakan pelopor pemuja nama Yahweh di Amerika Serikat,
tetapi tidak sehurufpun ada penghargaan terhadap Lembaga Alkitab Indonesia yang
nyaris semua terjemahannya diplagiasinya tanpa izin itu. Pembenaran diri
kelompok ini terlihat dalam Prakata Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan dimana
mereka menyalahkan:
(1)
Yudaisme orthodok, karena mengganti nama YHWH dengan Adonai;
(2)
Septuaginta, karena menerjemahkan nama ‘Yahweh’ ke bahasa Yunani Kurios; dan
(3)
Perjanjian Baru Yunani, yang mengikuti jejak Septuaginta.
Tahun-tahun
berikutnya, berkembang generasi baru yang dipimpin pendeta-pendeta muda yang
umumnya bergelar teologia. Pdt. Yakub Sulityo diberhentikan dari GBI karena
memaksakan pengajaran ‘Nama Yahweh’ dan menganggap nama Allah nama berhala yang
menghujat Yahweh, dan mendirikan jemaat sendiri dengan nama Gereja Rohulkudus
Surya Kebenaran. Pendeta inilah yang disebut-sebut berada di balik peristiwa
keluarnya surat teguran keras yang dikeluarkan oleh Majlis Ta’lim Al-Rodd,
Wonosobo disusul yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh
Seluruh Indonesia pada tahun 2004.
Teguran
keras yang dikeluarkannya ‘Majlis Ta’lim Al-Rodd’ (Wonosobo, 28 Mei 2004)
ditujukan kepada Pimpinan Lembaga Alkitab Indonesia, dan yang kedua dikirim
oleh ‘Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia’ (Jakarta, 1
Nopember 2004) yang ditujukan Dirjen Bimas Kristen Protestan Depag RI dan
Lembaga Alkitab Indonesia, dengan tembusan kebanyak pihak pemerintah. Isi surat
kedua itu pada prinsipnya menegur dengan keras umat Kristen berdasarkan
pertimbangan:
1.
Bahwa Allah adalah nama sesembahan umat muslim;
2.
Agar menarik semua Alkitab dan buku rohani yang menggunakan nama Allah;
3.
Agar menegur dengan keras Gereja-Gereja yang masih memakai nama Allah;
4.
Agar memberikan peringatan keras kepada para pendeta, pendeta muda, pendeta
pembantu dan para Evangelis untuk tidak menggunakan kata Allah dalam
menyampaikan Firman, Seminar dll.
Kelihatan
sekali Pemuja Nama Yahweh menempuh segala cara untuk membenarkan diri dan
memaksakan pendapat dan kehendak mereka, ini terlihat jelas ketika pada awal
tahun 2008, ada Pemuja Nama Yahweh yang memejahijaukan Lembaga Alkitab
Indonesia ke pengadilan dengan tuduhan bahwa LAI telah mengubah nama YHWH
menjadi Allah dan menuntut agar “Bimas Kristen dan LAI segera menarik semua
Alkitab dan buku rohani yang memakai nama Allah. Kedua lembaga ini juga diminta
untuk memberikan peringatan keras kepada para pendeta untuk tidak lagi
menggunakan nama Allah dalam kotbahnya.” (Reformata, edisi 80, 1-15 Maret
2008).
Sungguh
tidak dapat dimengerti bahwa Pemuja Nama Yahweh bisa membuahkan provokasi
adu-domba bermotif SARA yang membahayakan itu. Roh apakah yang berada di balik
semua ini? Sikap mau benar sendiri, memaksakan pendapat dan kehendak sendiri
kelihatannya merupakan mentalitas inheren yang diakibatkan fanatisme nama
‘Yahweh’ itu. Dapat dimaklumi kalau banyak pembicara kristen yang semula
terbuka untuk berdiskusi dengan Pemuja Nama Yahweh kemudian enggan meneruskan
karena mereka menghadapi orang-orang yang tertutup yang tidak bisa diajak
berdiskusi untuk meluruskan kebenaran. Kebenaran tentang ‘nama Yahweh’ mereka
adalah harga mati, termasuk anggapan mereka bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa
surga yang sudah ada dari kekal sampai kekal dan Perjanjian Baru ditulis dalam
bahasa Ibrani. Klaim-klaim yang melawan pendapat penemuan arkaeologis dan
penyelidikan sejarah Alkitab.
Seperti
diketahui dikalangan umat Kristen berbahasa Arab, jauh sebelum Islam lahir,
nama ‘Allah’ sudah digunakan baik sebagai bahasa lisan maupun ketika dituliskan
sebagai Alkitab dalam bahasa Arab. Pada abad-6 SM dalam kitab Ezra 5:1/6:14
ditulis ‘Elah Yisrael’ dalam bahasa Aram, dan bahasa Aram merupakan nenek
moyang bahasa Arab Nabati dan kata ‘Elah’ itu disebut ‘Ilah’ dalam bahasa Arab.
Sejak itu banyak inskripsi dari kalangan Kristen pra-Islam sudah menggunakan
nama ‘Allah’ bahkan dalam konsili di Efesus (431 M) sudah ada uskup Arab Haritz
bernama ‘Abdullah’ (Abdi Allah). Masa kini 29 juta orang Kristen berbahasa Arab
menggunakan empat versi Alkitab Arab yang semuanya menggunakan nama ‘Allah’
(a.l. Arabic Bible, Todays Arabic Version), ini belum termasuk puluhan juta umat
Kristen di Indonesia dan Malaysia yang selama empat abad sudah menyebut nama
‘Allah’ yang tertuju kepada El/Elohim/Eloah.
Marilah
kita mendoakan saudara/i kita yang terpengaruh ajaran Pemuja Nama Yahweh, dan
menyadarkan mereka, agar:
(1)
Menyadari agar tidak terkecoh daya tarik ‘kembali ke Ibrani’ karena simpati
kembali menggunakan nama ‘Yahweh’ akan menyeret mereka menjadi bagian dari
sekte Yahudi yang fanatik dan meninggalkan agama Kristen;
(2)
Menyadari bahwa dengan mengikuti ‘Pemuja Nama Yahweh,’ mereka jatuh dalam dosa
‘menghujat nama Allah, nama El/Elohim/Eloah dalam bahasa Arab’ yang selama ini
sudah digunakan oleh 29 juta orang kristen berbahasa Arab selama dua milenium
dan puluhan juta orang Kristen Indonesia selama empat abad;
(3)
Menyadari agar tidak terseret keluar dari iman yang didasarkan Injil Kasih ke
arah iman yang dilandasi hukum Taurat yang konfrontatif;
(4)
Menyadari bahwa mereka sedang ditarik keluar dari kerukunan beragama dengan
sesama penganut umat beragama di Indonesia untuk masuk dalam sikap eksklusif
Yahudi yang bersikap kontra dengan semua yang berbau Arab/Islam dan juga yang
berbau Kristen. Bagi mereka nama Yesus dan Kristenpun bisa dianggap kafir
karena bukan bahasa Ibrani;
(5)
Menyadari bahwa dengan mengikuti faham Pemuja Nama Yahweh, mereka akan ditarik
keluar dari keyakinan bahwa Yesus itu Tuhan dan merupakan pribadi bagian dari
Tritunggal untuk masuk ke dalam ajaran Sabelian yang beranggapan bahwa Yeshua
adalah Yahweh sendiri, jelmaan firman yang keluar dari Yahweh; dan
Marilah
kita doakan Pemuja Nama Yahweh, karena mereka juga tidak mencerminkan sifat Roh
Kudus yang menyatukan, sebab mereka sendiri mudah sekali terpecah-belah (di
Indonesia, dalam 7 tahun 3 versi Kitab Suci diterbitkan kalangan ini dan
ketiganya tidak seragam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.