Saya membayangkan saat anak saya baru saja dibawa ke ruang gawat darurat di Rumah Sakit. Dia menderita luka akibat keteledoran yang menjaga…, Saya membayangkan saat menghadapi anggota jemaat yang otoriter atau yang suka merajuk, atau kaum muda di jemaat yang bermasalah dan mengandung di luar nikah..., Saya juga membayangkan alat transportasi yang rusak akibat melawat di tempat yang harus melewati jalan berbatuan dan kurangnya dana reparasi…, dan masih banyak kesulitan-kesulitan yang lainnya. Kesimpulannya, saya ragu dan mulai bertanya: Mengapa saya berkomitmen melayani Tuhan sepenuh hati, tapi tampaknya perjalanan hidup saya justru lebih kacau dari sebelumnya?.
Krisis adalah bagian dari hidup. Kita tidak dapat lepas dari semua kesulitan yang ada. Yesus berkata, “dalam dunia engkau menderita ... “ (Yohanes 16 : 33). Pendek kata, hidup adalah perjuangan. Namun saya menyadari bahwa bukanlah krisis yang menyebabkan penderitaan; melainkan itu adalah bagaimana kita mengalaminya. Jadi, merasakan kesakitan serta menyesali atau bersikap tabah melewati akibatnya dan bersyukur pada tiap rintangan adalah dua pilihan yang akan menentukan keberhasilan dalam perjuangan iman untuk keluar dari krisis ini.
Pengalaman setiap orang tentu saja berbeda, namun satu hal yang pasti yaitu akibat yang di hadapi. Jika dua orang Kristen menghadapi tragedi yang sama, yang satu bisa menghadapi depresi dan kelesuhan, sedangkan yang lainnya justru akan lebih dekat dengan Tuhan. Saat mereka menemukan diri mereka tanpa uang, kesehatan atau martabat, bahkan kesukaran-kesukaran besar, beberapa orang Kristen larut dalam kepercayaannya sendiri dan menyesalkan bahwa pastilah Allah yang telah meninggalkan mereka. Pemikiran seperti itu akhirnya mengarahkan seseorang untuk berhati dingin, kurang berdoa, susah percaya, khawatir, dan hidup cinta diri. Mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya merekalah yang meninggalkan Allah dengan mendua hati (Yakobus 1:. Nampaknya hanya sedikit saja yang berhasil keluar dari jerat ini dan tetap memilih untuk mengabaikan semua penderitaan dan akibatnya sehingga di sanggupkan untuk lari lebih dekat pada Tuhan. Dalam Yesus
Segala Kekhawatiran adalah Sia-sia.
Sejujurnya, saya bukanlah Musa yang melayani tanpa memperdulikan nyawanya. Saya juga belum bisa seperti Paulus yang tetap yakin bahwa dia akan selamat walaupun di gigit ular berbisa tanpa di obati. Namun saya sangat mengagumi mata ayub yang menjadi terang dan melihat dalam kegelapan. “Ia mempertanyakan keadilan, kebaikan, dan kasih Allah, dan putus asa dengan hidupnya sendiri, namun Ia menolak untuk meninggalkan Allah…Ayub mungkin memang sudah kehilangan harapan akan keadilan Allah, tetapi ia dengan teguh menolah melepaskan harapan akan Tuhan. Justru di saat-saat keputus asaan, dengan sangat tidak terduga ia menemukan kilatan-kilatan terang harapan dan iman.” Selain Yesus, rasanya hanya Ayub-lah orang yang sanggup mewakili kondisi supernatural dari semua keluhan manusia yang mengalami krisis dalam hidup mereka yang akhirnya mampu menuai upah yang lebih baik dari krisis tersebut dengan tetap bertahan pada fakta iman gantinya pengalaman.
Dalam buku “Bagaimana Jika Yesus Tidak Pernah Lahir”, James Kennedy dan Jerry Newcombe mengakui eksistensi Yesus dalam semua segi kehidupan di dunia ini sebagai satu-satunya penyataan dasar Alkitab yang paling hakiki saat mereka mengatakan bahwa hanya Yesus yang bisa membuang kesalahan masa lampau, memberikan kepada kita kemenangan atas dosa di masa sekarang dan di masa depan kehidupan kita. Jika saja pemikiran ini telah berkembang dan berakar, kita akan lebih mudah memahami apa artinya tinggal dan hidup di dalam kristus, walaupun dengan bahasa yang sedikit dan paling sederhana sekalipun.
Saudaraku, Semua kita akan mengalami konflik ketika kita berjalan dengan kekuatan kita sendiri. Tetapi kemenangan adalah milik kita sementara kita belajar untuk tinggal di dalam Kristus. Karena Kristus telah mati untuk memenangkan setiap peperangan gerilya dalam kehidupan kita. Yesus berkata, "Akulah pokok anggur, engkaulah carang-carangnya. Dia yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, menghasilkan banyak buah; karena diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yoh 15 : 5). Kenyataan tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita menjadikan mungkin melalui kuasa supranatural Roh Kudus yang menyanggupkan. Di luar Yesus, maka pilihan iman untuk tetap berharap pada Allah sangat mustahil di pertahankan. Tapi dalam yesus, semua krisis adalah kesia-siaan yang tidak berguna. Dalam Kristus berarti Berbuah.
Tinggal di dalam Kristus berarti menjadi satu dengan Dia melalui Iman. Hidup di dalam kesadaran bergantung sepenuhnya kepadaNya. Menyadari bahwa itu adalah kehidupanNya, KuasaNya, KebijaksanaanNya, KekuatanNya, dan KesanggupanNya yang bekerja melalui kita menyanggupkan kita untuk hidup menurut kehendakNya. Kita melakukan ini melalui penyerahan secara berkesinambungan tahta hidup kita kepadaNya, dan oleh iman ditarik kepada sumber-sumber kekuatanNya untuk menghidupkan kehidupan yang berkuasa, dan kehidupan yang menghasilkan buah-buah Roh Suci.
Kehidupan yang tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalam kita, menyanggupkan kita untuk menghidupkan satu kehidupan yang berbuah dan penuh kemenangan. Jutaan orang Kristen di seluruh dunia mengakui kasih mereka kepada Kristus setiap minggu melalui menghadiri acara-acara gereja, menyanyi lagu-lagu rohani, mempelajari Alkitab, dan menghadiri pertemuan-pertemuan doa. Namun, semua yang dikatakan di dunia tidak akan pernah meyakinkan siapa saja bahwa anda atau saya benar-benar mencintai Tuhan sepenuh hati kecuali kita menuruti Dia, dan ini termasuk menghasilkan buah bagi-Nya. Satu-satunya cara dimana kita dapat mendemonstrasikan bahwa kita benar-benar tinggal di dalam Dia dan adalah milik-Nya adalah dengan “menghasilkan buah” (Lihat Yoh 15:4 dan Roma 7:4). Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.